Mempelajari seni Indonesia berarti kita mempelajari kebudayaan Indonesia untuk mengetahui bagaimana bangsa Indonesia memandang dunia dan bagaimana sejarah perjanan hidup bangsa Indonesia itu sendiri.
Salah satu cabang seni yaitu Seni Pertunjukan. Berhubung bulan Maret 2016 ini bertepatan dengan hari raya umat Hindu yaitu Nyepi, maka tema yang saya ambil adalah Seni pertunjukan upacara adat keagamaan, yaitu upacara Labuhan Melasti bagi umat agama Hindu di Indonesia.
Sebelum hari raya nyepi bagi umat hindu pada 2 sampai 4 hari menjelang Nyepi, masyarakat Hindu melakukan ritual pensucian diri dan lingkungannya yang disebut Upacara Melasti.
Upacara melasti atau melelasti dapat didefinisikan sebagai nganyudang malaning gumi ngamet tirta amerta, yang berarti menghanyutkan kotoran alam menggunakan air kehidupan. Dalam kepercayaan Hindu, sumber air seperti danau dan laut dianggap sebagai asal tirta amerta atau air kehidupan.
Sumber-sumber air tersebut memberikan kehidupan bagi seluruh makhluk hidup, termasuk umat manusia. Karena itulah, upacara melasti selalu diadakan di tempat-tempat khusus seperti tepi pantai atau tepi danau.
Di Bali umat Hindu melaksanakan upacara Melasti dengan mengusung pralingga atau pratima Ida Bhatara dan segala perlengkapannya dengan hati tulus ikhlas, tertib dan khidmat menuju laut. Upacara dilaksanakan dengan melakukan persembahyangan bersama menghadap laut. Setelah upacara Melasti usai dilakukan, pratima dan segala perlengkapannya diusung ke Balai Agung di Pura Desa. Sebelum Ngrupuk, dilakukan nyejer dan selama itu umat melakukan persembahyangan.
Adapun sifat ¬sifat buruk yang mesti dibuang adalah enam musuh atau Sad Ripu yaitu kama (nafsu biologis), lobha (rakus), krodha (kemarahan), madha (kemabukan), moha (kebingungan), dan matsarya (iri dengki).
Di Provinsi Yogyakarta terdapat dua tempat yang biasa digunakan untuk melakukan upacara ini, yakni Pantai Ngobaran Gunungkidul dan Pantai Parangkusumo Bantul. Upacara Melasti di Parangkusumo biasanya akan diikuti lebih banyak umat dibandingkan dengan Melasti di Pantai Ngobaran, hal ini dikarenakan lokasi Parangkusumo yang lebih dekat dengan Kota Yogyakarta.
Makna Upacara Melasti / Mekiyis
Makna Upacara melasti yakni proses pembersihan lahir batin manusia dan alam, dengan jalan menghayutkan segala kotoran menggunakan air kehidupan. Oleh karena itu prosesi sembahyang dilakukan di sumber-sumber air. Dilaksanakan selambat-lambatnya menjelang sore. Upacara ini juga bertujuan memohon kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar Umat Hindhu diberi kekuatan dalam melaksanakan rangkaian Hari Raya Nyepi.
Tujuan Upacara Melasti
Tujuan dari upacara ini adalah untuk penyucian diri. Dalam upacara Melasti menurut Lontar Sunarigama dan Sang Hyang Aji Swamandala ada empat hal yang dipesankan dalam upacara Melasti tersebut.
1.
Pertama untuk mengingatkan umat agar meningkatkan terus baktinya kepada Tuhan (ngiring parwatek dewata).
2.
Kedua peningkatan bakti itu untuk membangun kepedulian agar dengan aktif melakukan pengentasan penderitaan hidup bersama dalam masyarakat (anganyutaken laraning jagat).
3.
Ketiga untuk membangun sikap hidup yang peduli dengan penderitaan hidup bersama itu harus melakukan upaya untuk menguatkan diri dengan membersihkan kekotoran rohani diri sendiri (anganyut aken papa klesa).
4.
Keempat dengan bersama-sama menjaga kelestarian alam ini (anganyut aken letuhan bhuwana).
Dengan melakukan empat hal itu barulah manusia berhak mendapatkan sari-sari kehidupan di bumi ini (amet sarining amerta ring telenging segara). Kalau eksistensi cuaca teratur sesuai dengan hukum Rta maka laut akan senantiasa berproses menciptakan mendung. Dari mendung itulah akan turun hujan. Hujan yang turun itu kalau disambut di muka bumi ini oleh ibu pertiwi dengan hutannya yang memadai maka kebutuhan air untuk berbagai keperluan hidup akan senantiasa teratur keberadaannya. Dalam Bhagawad Gita III.14 dinyatakan bahwa air hujan itu adalah Yadnya alam kepada semua makhluk penghuni bumi ini.
Tempat dan Waktu pelaksanaan
Upacara Melasti biasa dilangsungkan di Pantai Parangkusumo, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Yogyakarta pada pukul 13.00 – 18.00 WIB
Akses
Akses Jalan Parangtritis yang membentang dari Kota Yogyakarta hingga Pantai Parangtritis menjadi jalur utama yang bisa dilewati oleh wisatawan guna mencapai Pantai Parangkusumo. Jalan raya yang mulus dan datar ini dapat dilewati dengan moda transportasi apapun. Mulai dari sepeda motor, mobil, truk, hingga bus pariwisata berukuran besar. Wisatawan yang tidak membawa kendaraan pribadi dapat naik bus umum jurusan Jogja-Parangtritis.
Harga Tiket
Untuk mengikuti prosesi Upacara Melasti atau hanya sekedar menjadi penonton, Anda tidak perlu membayar. Namun, berhubung Upacara Melasti dilaksanakan di Pantai Parangkusumo, maka Anda harus membayar tiket masuk kawasan Pantai Selatan Yogyakarta ini sebesar Rp 5.000,00 per orang. Bagi wisatawan yang naik bus umum, Anda tidak perlu membayar tiket masuk, karena bus umum tidak akan ditarik retribusi.
Akomodasi dan Fasilitas Lainnya
Wisatawan yang mengikuti prosesi Upacara Melasti tidak akan mendapatkan fasilitas apapun dari pihak penyelenggara. Namun Anda jangan khawatir, di sekitar Pantai Parangkusumo dan Pantai Parangtritis terdapat banyak penginapan yang dapat disewa oleh wisatawan yang ingin menginap. Selain itu, di kawasan ini juga terdapat banyak rumah makan, kios-¬kios souvenir dan oleh¬oleh, serta kamar mandi umum. Fasilitas lain yang dikelola oleh pemerintah adalah menara pengawasa, pos keamanan, dan tim SAR.
Catatan Kritis dan Penilaian Pribadi Penulis
Saya memiliki cacatan kritis dari Acara Seni Pertunjukan keagamaan Melasti di pantai Parangkusumo ini dalam hal penyelenggara acara nya. Menurut saya acara pada tahun ini terlalu lama, dikarenakan para umat dan penonton umum harus menunggu datang nya bapak Bupati Bantul yang juga diundang untuk menghadiri acara tersebut. Saya pun mengapresiasi kehadiran pemerintah dalam hal ini Bupati karena telah hadir dalam acara ini, di tahun-tahun sebelumnya tidak ada wakil dari pemerintah yang bersedia menghadiri acara ini.
Selanjutnya dalam hal keamanan sekitar pada saat acara tersebut berlangsung. Menurut saya petugas keamanan di acara tersebut kurang personil dibandingkan dengan jumlah penonton umum yang hadir di acara tersebut sehingga mengakibatkan ketidaktertiban masyarakat seperti kurang adanya ketegasan dari para personil keamanan mengenai batasan wilayah antara pengunjung dengan area ritual.
Tetapi secara keseluruhan acara Melasti ini menurut saya sudah terlaksana dengan lancar dan semoga upacara ini tetap dilestarikan hingga turun-temurun.
Sumber :
http://www.indonesiakaya.com/kanal/detail/meraih-kesucian-diri-menjelang-nyepi-dalam-upacara-melasti
http://jogjatrip.com/id/788/Upacara-Melasti-di-Parangkusumo
http://perpustakaancyber.blogspot.co.id/2013/02/kesenian-di-indonesia-pengertian-seni-macam-macam-rupa-sastra-pertunjukan.html\
http://catatanradiograf.blogspot.co.id/2010/03/upacara-melsti-mekiyis-dalam-perayaan.html
Photo taken by :
https://www.instagram.com/christo.boy/